Powered By Blogger

Sabtu, 27 November 2010

Tentang Saya

Nama lengkap saya adalah Josua Sitompul, lahir di Medan 21 April 1992, ya saya adalah orang batak asli. Biasanya orang-orang terdekat saya memanggil saya jo/ jojo. Saya anak pertama dari 4 bersaudara, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Nama-nama saudara/i saya adalah Richie Sitompul ( anak ke-2 ), Saranta Tasya Margaretha Sitompul ( anak ke-3 ), dan Angela Rosabeth Sitompul ( anak ke-4 ). Saya dilahirkan dan dibesarkan oleh keluarga sederhana, karena ayah saya bekerja sebagai pegawai swasta, sedangkan ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga. Jadi saya mempunyai tanggung jawab yang besar dan panutan bagi adik-adik saya.Sekarang saya kuliah di salah satu universitas swasta yang ada di medan, yaitu Universitas Darma Agung, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Hubungan Internasional.Sebelumnya saya bersekolah di SMA St. Yoseph Medan dan tamat pada tahun 2010. Hobi saya membaca dan bersepeda, tipe jenis musik yang saya suka beraliran punk, raprock, dan underground.Sebagai anak pasti saya memiliki cita-cita, beragam cita-cita yang saya impikan sejak masih kecil diantaranya ingin menjadi pilot kemudian setelah saya SMA berganti cita-cita ingin menjadi seorang dokter. Dan kini akhirnya ingin menjadi duta besar bagi negara lain, sesuai dengan jurusan yang saya ambil.

Pengalaman pertama dioperasi

      Tahun 2010 ini banyak sekali peristiwa penting yang saya alami. Berbagai macam kejadian yang bisa saya ambil maknanya. Mulai dari lulus dari SMA sampai pertama kali masuk kuliah dan yang tidak bisa saya lupakan adalah pengalaman pertama saya dioperasi, mungkin ini adalah hal yang sangat mengerikan bagi saya. Kejadian ini bermula ketika saya merasakan sakit pada perut saya. Saya mengira ini adalah hal yang sangat sepele karena saya berpikiran bahwa hal tersebut merupakan sakit perut biasa karena masuk angin, berbagai macam obat sakit perut sudah saya minum namun tak kunjung sembuh, malahan makin parah. Bagian perut sebelah kanan saya bila ditekan sedikit saja,terasa sakit dan bahkan bila kaki kanan saya ditekuk juga merasakan sakit. Dua hari saya sudah tidak masuk kuliah, keesokan harinya saya pergi ke dokter di temanin mama saya untuk memeriksakannya ke dokter. Semula rencana kami adalah hanya untuk memeriksa sekedar saja, setelah diperiksa oleh dokter ternyata yang saya alami adalah sakit usus buntu atau dalam istilah kedokteran 'Apendiks'. Dan dokter juga berkata bahwa usus buntu saya hampir pecah.
    Kemudian saya pergi ke laboratorium untuk periksa darah, setelah itu masuk ke UGD untuk dipasang infus. Setelah dipasang infus saya dibawa menuju ruangan operasi menggunakan kursi roda ( haha..kayak orang lumpuh aja). Ketika begitu memasuki ruangan operasi baru saya sedikit merasa nervous, salah seorang suster bertanya pada saya, " Dek gak takut dioperasi?". Lalu saya jawab cuma dengan satu kata, "gak" ( boong, sebenarnya takut). Nah, operasi pun segera di mulai ( seperti pertandingan sepak bola aja), dengan keadaan setengah telanjang karena hanya memakai baju operasi sekedar menutupi bagian bawah perut saya saja.
    Berbagai macam alat operasi telah disiapkan, mula-mula saya dibius dibagian tulang belakang saya, mungkin supaya saya tidak merasakan sakit pada saat di operasi dan hal itu benar beberapa menit kemudian seluruh bagian tubuh saya tidak merasakan apa-apa lagi ketika dokter membedah tubuh saya. Tanpa disadari saya pun tertidur tak mengingat apa-apa lagi, yang ada dalam pikiran saya hanya menyebut nama Yesus sebagai Juruselamat saya, terus-terusan saya menyebut nama-Nya tanpa berhenti karena saya percaya hanya Yesus lah yang mampu menyelamatkan jiwa ku. Setelah dioperasi akhirnya saya sadar dari koma dan dipindahkan ke kamar rumah sakit biasa. Saya sangat berterima kasih pada Yesus atas muzijat yang diberikannya dalam hidupku karena telah menolong saya dan tentu saja kepada mama ku tercinta karena setia merawat dan menemaniku saat di rumah sakit.
    Pesan dari saya adalah jangan pernah mengabaikan kesehatan kita, jagalah kesehatan karena itu sangat berharga. Buat apa punya banyak uang tetapi kalau kita sakit-sakitan kita tidak bisa menikmati itu semua. Dan juga jangan lupa selalu bersyukur kepada Tuhan atas kesehatan yang telah diberikan-Nya pada kita, karena Dia lah sumber pengharapan kita.